Lead Generation: 3 Cara Paling Efektif

strategi lead generation

Sumber gambar: Freepik

Kalian pernah di situasi dimana atasan kalian berdiri tepat di belakang kalian, dan menanyakan “Mana leads kita? Kita butuh lebih banyak leads, leads, dan leads!”, atau mungkin kata - kata itu muncul dari dalam diri kalian sendiri?

Bagi kalian yang baru bersentuhan dengan dunia marketing, menemukan customer bisa jadi hal yang sangat merepotkan. Apalagi jika kalian belum memiliki leads atau yang sering dikenal dengan prospek / potential buyer, adalah orang - orang yang menunjukkan niat untuk membeli. Leads biasanya bersedia memberikan info kontak berupa nama dan alamat email, sehingga perusahaan bisa mengirimkan berbagai informasi penting ke mereka, seperti promo diskon terbatas atau fitur produk terbaru.

Menawarkan produk dan jasa pada leads bisa menjadi cara yang efektif untuk meraup angka penjualan yang konsisten dari waktu ke waktu. Pasalnya, leads umumnya terdiri dari orang-orang yang sudah benar-benar mengenal dan percaya dengan brand kalian. Mereka bahkan tidak ragu untuk terus menggunakan produk atau layanan kalian dalam jangka waktu yang lama.

Sayangnya, tak peduli seberapa bagus produk kalian atau seberapa bagus layanan yang kalian berikan, mencari leads atau lead generation tetap saja menjadi sebuah tantangan bagi suatu brand. Mengapa? Karena pada dasarnya semua taktik digital marketing lead generation yang ada saat ini jauh dari optimal. Selain itu, leads juga tidak bisa datang begitu saja. Menemukan mereka memerlukan proses dan usaha yang bisa jadi cukup panjang jika kalian tidak mengerti tips dan trik lead generation.

Seperti yang kalian ketahui, SEO (Search Engine Optimization) sering kali lebih berkaitan dengan masalah kerja keras dan keberuntungan. Bagaimana tidak? Hanya ada 10 posisi pada halaman pertama Google Search, sedangkan masih banyak situs web di luar sana yang dari hari ke hari bersaing untuk muncul di halaman pertama Google.

Kemudian, promosi produk dan jasa lewat PPC (Pay per Click) sangatlah mahal, begitu pula dengan social media ads. Di saat yang sama, pemasaran media sosial organik menjadi semakin sulit setiap harinya. Lantas, apa yang masih tersisa untuk marketers yang tidak punya anggaran besar untuk mengadakan campaign yang agak serius?

Sebenarnya masih ada taktik lead generation yang masih berfungsi dan sering kalian lewatkan, lupakan, atau salah pahami. Berikut ulasan lengkapnya.

Social Selling

Sumber gambar: Imgur

Social selling atau penjualan sosial adalah tentang menemukan orang yang sudah tertarik dengan produk atau layanan seperti milik kalian. Mereka biasanya ada di bagian sosial internet, entah itu di media sosial, blog, maupun forum. Tantangan pertama kalian adalah menemukan mereka di dunia media sosial yang luas ini. Tantangan kedua kalian adalah meyakinkan mereka untuk membeli produk kalian.

Sejak awal marketers telah diajari tentang cara meyakinkan orang untuk membeli. Kita akan membahas sedikit tentang itu nanti. Pada akhirnya, kita memiliki gagasan yang kabur tentang cara kerja persuasi dan trik yang dapat digunakan di media sosial.

Namun, bagaimanapun juga menemukan orang yang relevan bukanlah tugas yang mudah. Inilah alasan mengapa strategi cold calling masih dilakukan hingga sekarang. Kalian tidak tahu di mana pelanggan kalian berkumpul, sehingga kalian “menyerang” semua orang dengan hal terbaik yang kalian punya.

Kecuali jika kalian menggunakan alat pemantauan media sosial (social listening tools). Faktanya, jumlah alat pemantauan media sosial terus bertambah dan saat ini teknik social selling menjadi semakin populer.

Penelitian saat ini menunjukkan bahwa efektivitas penjualan yang menggunakan media sosial mengungguli mereka yang tidak. Bahkan perusahaan menjadi lebih sukses saat mereka memusatkan perhatian mereka pada social selling. Hal tersebut tentunya bukanlah lagi hal yang mengejutkan setelah IBM berhasil mendapatkan peningkatan penjualan hingga 400% berkat program social selling mereka.

Ada sejumlah cara untuk melakukan lead generation dengan alat pemantauan media sosial. Namun, setiap alat pemantauan media sosial memiliki proses yang berbeda - beda. Leads dapat berasal bisa didapatkan dari berbagai sumber, misalnya secara digital melalui internet, melalui rujukan pribadi, melalui panggilan telepon baik oleh perusahaan atau telemarketer, melalui iklan, atau lewat event tertentu.

BACA JUGA: KPI Social Media yang Perlu Kamu Pantau

Micro Influencer Marketing

Sama halnya seperti social selling, metode pemasaran dengan jasa influencer atau influencer marketing kini sedang meningkat. Terutama pemasaran lewat micro influencer. Micro influencer adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seorang influencer media sosial dengan jumlah followers yang relatif kecil, yaitu sekitar 10.000 hingga 100.000 followers.

Micro influencer cenderung lebih dekat dan interaktif dengan followersnya dibanding influencer lain yang mempunyai ratusan ribu atau lebih followers. Karakter itulah yang membuat mereka populer dan begitu disegani oleh para followersnya.

Dengan demikian, engagement rate dari postingan micro influencer juga relatif tinggi, dan peluang keberhasilan lead generation pun semakin meningkat.

Adapun keunggulan dari micro influencer adalah: mereka menargetkan pasar yang kalian butuhkan dengan tepat dan mereka melakukannya dengan biaya yang jauh lebih masuk akal dibandingkan macro atau bahkan mega influencer. Faktanya, menurut penelitian yang dilakukan oleh HubSpot, micro-influencer 6,7 kali lebih efisien daripada influencer dengan banyak pengikut.

Menemukan Micro Influencer Marketing Lewat Slice

Sekali lagi, satu-satunya tantangan nyata di sini adalah menemukan micro influencer tersebut. Ada sejumlah alat untuk menemukan influencer untuk kegiatan pemasaran, salah satunya melalui influencer marketing platform. Slice adalah satu penyedia influencer marketing platform yang paling banyak digunakan KOL specialist karena berbagai fungsinya yang praktis, yang diantaranya adalah:

  1. Memiliki fitur pencarian kreator berdasarkan kategori, usia, gender, jumlah followers, dan banyak lagi. Dengan begitu kalian tidak perlu lagi mencarinya secara manual di media sosial menggunakan pencarian hashtag, yang tentunya sangat memakan waktu.

  2. Slice memiliki ribuan konten kreator dan terus menambahkan kreator baru dalam databasenya untuk memberi KOL specialist lebih banyak opsi dalam menghadirkan wajah baru pada campaign mereka.

  3. Slice memiliki fitur Express Reporting, yang akan menghemat waktu KOL specialist dalam membuat influencer campaign report, tanpa melibatkan pihak influencer itu sendiri. Hal ini bisa terjadi karena kreator Slice telah menghubungkan akun media sosial mereka dengan platform Slice melalui API. Ini memungkinkan Slice untuk menarik data performa campaign secara otomatis dengan akurat dan cepat.

  4. Slice memiliki media kit atau smart rate card yang berbentuk link dan bersifat dinamis. Fitur ini tentunya akan sangat membantu KOL Specialist dalam lebih mengenal kreator dari segi performa konten maupun individu. Bedanya dengan rate card pada umumnya adalah, Media kit by Slice ini bersifat dinamis, dimana insight dari kreator akan terupdate secara otomatis mengikuti campaign - campaign terbaru yang pernah melibatkan kreator tersebut. Dengan begitu kalian tidak perlu repot - repot lagi meminta kreator untuk meng-update rate card / media kit mereka secara berkala.

smart rate card

Referral Program

Sumber gambar: Freepik

Referral program atau program rujukan adalah metode lead generation yang cukup banyak digunakan akhir-akhir ini dan terbukti sangat efektif. Setidaknya program ini berhasil untuk sejumlah perusahaan besar seperti Dropbox, Uber, Airbnb, dan masih banyak lagi.

Gagasan di balik metode referral program ini sebenarnya cukup sederhana. Pengguna yang telah mengenal brand kalian akan merekomendasikan produk atau layanan kalian pada teman mereka dan memperoleh beberapa manfaat. Sebagian besar benefit atau manfaat yang ditawarkan dari referral program ini biasanya berupa diskon atau potongan harga.

Referral program atau yang mungkin lebih kita kenal dengan istilah pemasaran dari mulut ke mulut ini bisa dibilang salah satu strategi terbaik. Pasalnya, info mengenai suatu produk atau jasa berasal dari teman yang seharusnya sudah kalian percayai.

Informasi tentang brand kalian akan menyebar dengan cepat, pelanggan baru muncul, dan pelanggan lama pun senang karena memperoleh sesuatu dari rekomendasi tersebut. Dengan demikian, metode referral program dapat menjadi sebuah win-win solution untuk lead generation, baik bagi brand, pelanggan lama, maupun calon pelanggan baru.

Metode referral lebih mudah untuk bisnis online, yang bisa dilakukan dengan menggunakan kode dan referral link yang bisa disematkan. Namun, meski teknik ini lebih sering digunakan oleh marketers bisnis online, metode referral juga cocok untuk bisnis offline.

Yang perlu kalian miliki hanyalah kupon yang memberi reward pada pelanggan dan teman mereka. Penting juga untuk menulis aturan program referral yang cukup jelas agar lebih mudah dipahami oleh semua orang. Ingat, sedikit saja ada informasi yang membingungkan berpotensi untuk menggagalkan strategi lead generation ini. Kalian tidak mau kan hal itu terjadi?

Terakhir, penting untuk memberitahu pelanggan bahwa kalian memiliki program referral. Misalnya dengan menempelkan kupon pada nota/bon resmi, memasang poster di toko, dan memposting info seputar program referral tersebut di halaman media sosial kalian.

Kesimpulan

Lead generation adalah sebuah upaya atau metode yang dilakukan untuk menjaring sebanyak-banyaknya “leads” atau orang-orang yang mempunyai ketertarikan pada produk atau layanan tertentu. Untuk memperoleh leads atau calon pelanggan yang tertarik dengan brand kalian, maka ada tiga tips yang bisa kalian lakukan. Diantaranya adalah dengan melakukan social selling, menggunakan jasa micro influencer marketing, serta mengadakan referral program untuk para pelanggan kalian.

Untuk metode jasa micro influencer kalian bisa memaksimalkannya dengan menggunakan influencer marketing platform seperti Slice. Slice siap menjadi influencer marketing platform yang mempermudah hubungan kerja sama antara content creator dengan agensi maupun brand.

Jesse Bouman

Co-Founder and CEO, Slice Group.

Previous
Previous

Biaya dan Tarif Endorse Influencer

Next
Next

Apa Itu Shadowban TikTok? Cara Identifikasi dan Mengatasinya