Bagaimana Influencer Mempengaruhi Perilaku Konsumen di 2024

Sumber gambar: Freepik

Di era keterbukaan informasi seperti sekarang, para konten kreator atau influencer rupanya telah banyak mengubah pola perilaku konsumen. Mereka mengubah cara konsumen berinteraksi dengan konten dan mengumpulkan informasi. Hasilnya? Perilaku konsumen sangat berbeda saat ini. Pola belanja konsumen berada di tengah-tengah, dikelilingi oleh awareness, consideration, retensi, dan juga advokasi.

Hal ini memberikan kesempatan bagi pemilik bisnis untuk mencapai impian pemasaran terliar dalam membawa konsumen melalui pengalaman belanja yang lebih komprehensif. Bayangkan kemungkinannya jika orang tidak hanya mengetahui brand kalian, tetapi juga mendukung hingga memberikan rekomendasi untuk mendorong pembelian berulang.

Influencer memiliki andil dalam hal ini. Slice melakukan penelitian sepanjang tahun untuk mempelajari pendekatan pemasaran yang dilakukan brand. Selain itu, Slice juga mengeksplorasi nilai para influencer dalam customer journey, yang telah dirangkum pada Slice Whitepaper: Customer Journey Study 2024.

Jika sampai sekarang kalian masih ragu dan menunda-nunda untuk menggunakan influencer marketing, mungkin kalian bisa mencari tahu mengapa ini sudah saatnya untuk bergegas menggunakan strategi tersebut.

Menentukan Strategi Influencer Marketing pada Brand Kalian

Mencapai kesuksesan dengan influencer marketing adalah proses yang penuh perencanaan. Hal ini dimulai dengan anggaran yang mempertimbangkan segala hal mulai dari outsourcing, mempekerjakan influencer, hingga mempromosikan konten – disamping itu kalian juga perlu mengetahui apa yang sesuai untuk mendapatkan hasil maksimal dari upaya kalian tersebut. Itu berarti kalian perlu terus mengikuti tren melalui buletin, podcast, dan influencer terpercaya untuk memberi kalian inspirasi.

Saat kalian mulai memilih suatu strategi, pilih influencer yang tepat untuk menyampaikan pesan kalian. Coba untuk menilik banyak influencer, mulai dari berbagai influencer yang memberikan representasi dan keaslian untuk mendekatkan audiens terhadap brand kalian, hingga micro influencer yang menghasilkan konten-konten berkualitas untuk audiens khusus dari followers setia mereka yang jumlahnya lebih sedikit dan mudah dipengaruhi.

Ketika kamu memulai pemasaran ini, kuncinya adalah terus perhatikan tujuannya, selaraskan upaya influencer dengan target kalian secara keseluruhan dan langkah yang tepat dalam perilaku konsumen.

BACA JUGA: Menilik Tren Terbaru Influencer Marketing & Prediksi Tren Untuk Tahun 2024

1. Awareness

Konsumen yang mencari solusi terhadap masalah tertentu tidaklah mengharapkan promosi penjualan. Berikan dorongan lembut untuk menciptakan brand awareness bagi individu yang mungkin akan kembali lagi pada kalian ketika mereka siap untuk kembali.

Storytelling dengan konten kini menjadi lebih penting dari sebelumnya. Dengan storytelling, pesan yang disampaikan brand dapat terlihat lebih natural dan menarik dibandingkan iklan, dan influencer atau konten kreator adalah yang terbaik dalam melakukan storytelling. Influencer telah menjadi sumber paling terpercaya bagi konsumen dari berbagai generasi, seperti yang terlihat dari peningkatan kepercayaan influencer sebesar 21 persen dari tahun ke tahun. Dampaknya sangat signifikan sehingga 36 persen brand menghabiskan setidaknya setengah anggaran digital marketing mereka untuk influencer.

Sudah waktunya bagi brand kalian untuk memanfaatkan potensi influencer untuk membagikan kisah - kisah menawan yang menarik minat audience kalian.

2. Consideration

Ketika beberapa solusi telah terbayangkan, konsumen perlu meneliti lebih lanjut untuk memperoleh solusi terbaik. Di tahap consideration, mereka memerlukan opini yang terpercaya. Menariknya, konsumen rata-rata lebih percaya pada opini influencer favorit mereka dibanding opini teman dan keluarga. Kalau kamu pernah membaca ulasan atau review suatu produk, kamu pasti tahu seberapa besar ulasan tersebut bisa membentuk opini. Jadi, dengan menggunakan ulasan jujur yang dibuat oleh influencer mungkin dapat membantu memvalidasi manfaat produk tertentu.

Nah, peran para konten kreator atau influencer pada dasarnya mengarahkan perilaku konsumen dari awareness ke consideration untuk membeli suatu produk. Sungguh mengejutkan betapa influencer sangat dipercaya bahkan lebih dari teman dan keluarga dalam mengambil keputusan pembelian. Konsumen tidak sekadar menggunakan produk yang sama seperti ibunya atau menanyakan pendapat teman – mereka beralih ke influencer untuk mendapatkan panduan yang lebih objektif.

Sebanyak 69 persen Gen Z dan 71 persen generasi milenial mencoba suatu produk setelah melihat postingan influencer. Kemampuan untuk menarik pembeli melalui perilaku konsumen ini sangat signifikan sehingga lebih dari separuh brand fashion dan 45 persen brand kecantikan mengatakan bahwa influencer telah meningkatkan brand perception mereka.

Konten-konten video sampai sekarang masih begitu populer. Meski masih awal tahun, kita sudah dapat melihat value dari konten berupa video, karena sebanyak 74 persen masyarakat umum menonton video-video buatan influencer.

Konten video jauh lebih berharga karena live streaming dapat menambah peluang lain. Baik itu live streaming demo produk atau peluncuran produk, kebanyakan konsumen sangat bergantung pada live streaming, dengan 89 persen menonton live stream konten kreator. Brand dapat berinteraksi langsung dengan konsumen, terutama melalui media seperti YouTube, Facebook, dan Instagram – dan lebih dari separuh masyarakat umum kini melihat nilai yang sama.

BACA JUGA: Cara Live di TikTok Tanpa 1000 Followers - Rahasia 2024

3. Purchase

Setelah calon konsumen menetapkan solusi yang mereka pilih, mereka akan beralih menjadi pelanggan. Menyuguhkan informasi yang transparan akan membantu mereka dalam mengambil keputusan – apakah itu mengenai biaya, detail pembelian, penggunaan produk, atau ketiganya. Transparansi akan sangat diperlukan karena jika persepsi mereka tidak akurat, kemungkinan besar mereka akan membatalkan pembelian. Influencer dapat membantu dengan mempromosikan detail pembelian melalui campaign.

Perubahan dalam perilaku konsumen telah memperkuat pengaruh influencer. Kapan terakhir kali kalian melakukan pembelian dalam jumlah besar di toko fisik (selain bahan makanan)? Jika kalian bahkan sudah lupa kapan terakhir melakukannya, berarti kalian termasuk di antara lebih dari 50 persen pembeli yang menyukai belanja online – dan mungkin juga melakukan hal yang sama melalui smartphone kalian.

Dengan menghabiskan begitu banyak waktu online, konsumen secara alami memberikan touchpoint pada brand untuk menjangkau mereka melalui influencer marketing. Slice menemukan bahwa 22 persen populasi memulai sebagian besar belanja mereka di media sosial.

Meskipun tidak mengherankan jika 66 persen Gen Z dan milenial melakukan sebagian besar pembelian berdasarkan rekomendasi media sosial dan influencer, namun cukup menggembirakan ketika mengetahui bahwa 60 persen generasi X juga melakukan hal yang sama. Jadikan media sosial sebagai bagian dari strategi kalian untuk mendorong pembelian.

BACA JUGA: Alasan Mengapa Influencer Marketing Efektif untuk Menarik Gen Z

4. Retention

Apakah kalian sedang kesulitan menarik konsumen baru? Pelanggan tetap memberikan nilai yang luar biasa karena mereka membelanjakan lebih banyak uang dan biaya untuk mempertahankan mereka pun lebih murah dibandingkan biaya untuk menggaet konsumen baru – dan influencer dapat menjaga momen tersebut. Dengan mempromosikan segalanya mulai dari layanan pelanggan hingga program loyalitas, influencer memberikan pengalaman yang lebih baik dan membantu kalian membangun hubungan yang erat dengan pelanggan.

Konsumen ingin melihat konten kreator di media lain. Konten kreator memiliki media yang terbatas, dan mereka masih belum begitu menonjol di media tradisional, seperti di dalam toko atau di TV. Mengingat kurangnya kepercayaan konsumen terhadap lanskap ads di media sosial, masuk akal bagi influencer untuk beralih ke ruang pemasaran yang lebih tradisional. Sekitar 34 persen masyarakat umum menginginkan konten kreator di TV.

5. Advokasi

Pendukung terbaik kalian mungkin adalah tim kalian sendiri, namun influencer akan berada di posisi kedua. Mulailah advokasi brand melalui kemitraan dengan influencer yang selaras dengan brand kalian sehingga, kalian akan mendapat dukungan mereka. Para influencer dapat menginspirasi followernya dengan membagikan keunggulan brand kalian, dan memperkuat brand kalian dengan meminta followernya untuk berbagi pengalaman positif terhadap produk kalian.

Namun perlu diingat bahwa konsumen bisa menjadi pendukung atau musuh. Pelanggan baru sering kali memberikan feedback negatif karena terbatasnya pengetahuan mengenai produk dan brand. Kalian akan kerap mendengar opini mereka mengenai brand experience yang baik maupun buruk.

Tentu saja, akan jauh lebih baik untuk membidik opini baik, karena hal ini akan meningkatkan brand loyalty dan customer experience. Bahkan jika mereka mengalami kesulitan selama menggunakan produk kalian, dengan meyakinkan bagaimana kalian bisa memperbaikinya, hal ini justru akan mengirimkan pesan yang kuat mengenai dedikasi brand dalam memberikan pengalaman berbelanja terbaik untuk pelanggan.

Kalian bisa coba memaksimalkan upaya influencer marketing brand kalian dengan bantuan Slice. Influencer marketing kini lebih canggih dari sebelumnya, dan bisnis kalian memiliki peluang baru untuk dijelajahi bersama mitra influencer yang efektif guna mempengaruhi perilaku konsumen menuju bisnis yang berkelanjutan.

Jesse Bouman

Co-Founder and CEO, Slice Group.

Previous
Previous

10 Jenis Konten Paling Efektif di Media Sosial 2024

Next
Next

25 Selebgram Semarang Terbaik untuk Endorse